Jumat (20/10/2023) malam, Bandung Isola Performence Arts Ferstival (BIPAF) Intercultural Collaboration diselenggarakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melalui UPT Kebudayaan, di bawah koordinasi Wakil Rektor Bidang Inovasi, Kebudayaan, dan Sistem Informasi, berkolaborasi dengan Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD).
BIPAF adalah festival tahunan yang mengusung konsep pasar seni pertunjukan menggunakan Villa Isola Park. Prof Agus Rahayu menjelaskan bahwa festival ini memberikan kesempatan kepada seluruh insan kreatif, koreografer, dan produser seni untuk bertemu dengan direktur, kurator, vanue presenter, dan pemangku kepentingan lainnya dalam sesi showcase dan pitching.
Tahun ini, BIPAF menampilkan penampilan langsung kerja sama antarbudaya yang datang dari sembilan negara di Asia (Indonesia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan) dan negara antarbenua (Jerman, Belanda, dan Amerika Serikat). Selain itu, BIPAF menghadiri Galih Mahara sebagai Kurator Festival dan Saian Badaruddin, M.Pd sebagai Pemimpin Eksekutif.
Prof Agus menjelaskan bahwa para seniman yang hadir dalam acara tersebut termasuk Rainy Light, yang diinisiasi oleh Rithaudin Abdul Kadir dari Malaysia; Hominid Heart, yang diinisiasi oleh Ari Rudenko dari Amerika Serikat; dan Somewhere in the Dust, yang diinisiasi oleh Dimar Dance Theatre/Dian Bokir Indonesia. Martina Feiertag dari Jerman adalah salah satu dari seniman yang hadir.
Selain itu, Tambului diajarkan oleh Fairul Zahid dari Singapura, Trekking diajarkan oleh Park Na Hoon dari Korea Selatan, GONG diajarkan oleh Aafkeu De Jong dari Belanda, GARBHA diajarkan oleh Yana Endrayanto dari India, Belanda, Malaysia, Korea, dan Amerika Serikat, Chassing The Eagle Shadow diajarkan oleh Noviyanti Maulani dari Indonesia Galuh Pakuan Subang, dan TABLE diajarkan oleh Iing Sayuti dari Indonesia.
BIFAF telah berkembang menjadi sebuah wadah yang positif di mana BIPAF mempromosikan karya seni pertunjukan inovatif di Kota Bandung. Prof Agus menyatakan bahwa festival ini memberikan kesempatan kepada para pencipta, penyaji seni, dan tim kreatif untuk mengembangkan pekerjaan mereka sehingga mereka dapat bekerja sama dan berinteraksi dengan direktur dan venue presenter nasional dan internasional.
Dr. Ayo Sunaryo, M.Pd., Kepala UPT Kebudayaan UPI, menyatakan bahwa tujuan BIPAF adalah untuk menghubungkan para pelaku kreatif, koreografer, dan produser karya pertunjukan dengan stakholdernya melalui pameran, membangun hubungan dan bekerja sama, dan membantu mengembangkan industri kreatif seni pertunjukan di Indonesia.
"semoga dengan adanya BIPAF ini dapat menciptakan iklim pertunjukan yang baik bagi para penikmat seni di Indonesia dan Mancanegara" tuturnya.
Menurutnya, BIPAF telah dimulai sejak 2016 dan dianggap bermanfaat untuk memunculkan koreografer-koreografer muda yang akan meramikan dunia tari. Dia juga mengatakan bahwa BIFAF adalah ruang luar kelas khususnya untuk subsektor seni pertunjukan di Indonesia dan bertujuan untuk memunculkan koreografer-koreografer muda yang tampil di acara nasional dan internasional.
Dr. Ayo Sunaryo, M.Pd menjelaskan bahwa pertunjukan utama menampilkan kolaborasi antar budaya (kolaborasi antar budaya antar negara), yang dapat dilihat dari gaya koreografi yang ditunjukkan.
Comments